Alquran untuk Pesantren Difabel dan Pelosok Negeri

14 March 2022 (Batas Waktu)

Terkumpul Rp. 2,588,250 dari Rp. 75,000,000 (3%)
Donasi Sekarang

Quran itu indah. Kalamullah. Kalimat terbaik. Membuat siapapun terpesona.

#OrangBaik seperti yang kita tau bahwa Alquran itu indah, karenaNya disebut juga sebagai Kalamullah, yang dapat membuat siapapun dapat terpesona.

Sampai dalam sebuah kisah Abu Jahal pernah mengendap-mengendap dikesunyian malam, disamping rumah Rasulullah Saw untuk sengaja mendengarkannya.

Maka bersyukurlah kita yang sampai saat ini menjadi sahabat terbaik Alquran dengan senantiasa membacanya, menikmatinya dengan seluruh makna terdalamnya.

Seperti salah seorang santri yatim yang berada di Pesantren Muhasabah Difabel, Cililin, Burhan (9th) dan Rizky (12th).

Burhan, Rizky dan teman-teman di kampungnya sangat bersyukur bisa mondok di Pesantren Muhasabah Difabel ini, pasalnya pondok pesantren ini memang tidak memungut biaya kepada anak-anak sekitar kampung Bojong Mareme, Desa Sindangkerta.

Tentu bukan tanpa alasan pihak pengelola tidak memungut biaya, karena memang latar belakang masyarakat dan orang tua santri sendiri yang mayoritas tidak mampu, bahkan sebagian besar merupakan anak-anak Yatim dan Dhuafa sebanyak 37 santri.

Karena memang pengelola pesantren tidak memungut biaya, maka fasilitas yang tersedia pun masih terbatas, seperti Alquran misalnya.

Burhan, Rizky dan teman-temannya ketika mengaji harus menggunakan Alquran secara bergilir, karena setiap anak-anak yang mengaji disana masih belum punya Alquran, sehingga masih mengandalkan Alquran yang ada.

"Saya suka bingung a, suka lupa ngaji halaman berapa kalau pakai Alquran bereng-bareng itu, pembatasnya suka keubah-ubah sama yang lain, jadi kadang ngulang-ngulang terus" ujar Burhan (9th)

"Terkadang jika santrinya lagi banyak-banyaknya, daripada sebagian yang lain ga ngaji karena nunggu giliran, kita jadinya hafalan bareng aja biar semuanya ngikutin dan waktu yang ada juga ga kebuang sia-sia." tutur ustadz Iwan selaku pengelola Pesantren Muhasabah Difabel.

Kisah serupa juga dialami oleh salah seorang santri dari pesantren Al Kamil, Cianjur, Rizal (16th). Yatim asal Maluku ini sedang menempuh pendidikan di pesantren Al Kamil, Cianjur. Semenjak kehilangan orangtuanya sedari kecil, ia mulai dititipkan di panti asuhan Mizan Amanah dan melanjutkan pendidikannya di Cianjur.

Pesantren Al Kamil sendiri merupakan pesantren yang diperuntukan untuk anak-anak Yatim dan Dhuafa yang tidak mampu, dan Alhamdulillah kini kurang lebih ada 500 anak lebih yang sedang mondok disini, Rizal salah satunya.

"kurang lebih 4 tahun saya nyantri disini, kendala dalam menghafal Alquran ya itu aja Alqurannya yang udah mulai rusak sama beberapa halaman udah mulai lepas, jadi kalau murojaah tiap hari suka ada aja yang hilang halamannya" ujar Rizal.

"Harapannya memang saya dan temen-temen yang lain disini bisa punya Alquran baru, biar bisa  tambah semangat menghafal Alqurannya" tambah Rizal santri Yatim yang tengah menghafal Alquran 15 Juz.